Pada tanggal 9 Januari 2015 di Bandung telah diadakan Rapat Pembahasan Usulan Formula Harga Indeks Pasar (HIP) BBN. Rapat ini membahas harga BBN yang tepat, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam persentasinya, Tatang H. Soerawidjaja sebagai Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) menjelaskan bahwa keterjaminan pasokan bahan bakar cair adalah persoalan utama ketahanan energi kita. Pada saat ini konsumsi domestik naik dengan pesat, sebagian diakibat dari terus dipertahankannya subsidi besar pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam 5 tahun terakhir hal ini di sebabkan karena kapasitas kilang domestik stagnan dalam 20 tahun terakhir, impor BBM (bensin dan solar) dari tahun ke tahun membubung.
Hal yang perlu dikawatirkan adalah Indonesia akan menjadi importer bensin terbesar di dunia pada tahun 2018, pada saat ini Impor BBM adalah yang nomor 1 di dalam daftar penyebab-penyebab utama defisitnya neraca pembayaran negara dalam 3 tahun terakhir. Juga menjadi penyebab terdevaluasinya nilai rupiah terhadap US$. Ketahanan energi nasional kita berada dalam kondisi sangat rawan. Dalam kondisi tersebut IKABI merekomendasikan:
HIP bioetanol = (Harga Argus) x 788 kg/m3 x (1 + 0,35)
dan kemudian secara bertahap menurunkan/memperkecil nilai faktor ini sebesar 0,05 tiap satu periode yang disepakati.
Menurut M, Fadhil Hasan selaku anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit menjelaskan manfaat pengembangan Bio-Fuel dapat perpengaruh pada: 1) Meningkatkan penggunaan satu juta ton biodiesel di dalam negeri akan meningkatkan harga CPO sebesar US $ 96 dollar per ton. 2) Penerimaan pajak meningkat sebesar US $ 650 juta dollar (net revenue tax) dari sektor industri sawit. 3) Perusahaan perkebunan akan mendapatkan ekstra penerimaan sebesar US $ 1.5 miliar dollar. 4) Adopsi B-20 di seluruh Indonesia akan menghemat devisa sebesar US $ 5.6 miliar dollar pada tahun 2015. Hal ini berarti juga semakin kuat dan stabilnya fundamen makroekonomi dan berkurangnya ketergantungan pada minyak bumi serta mengurangi green house gas emission. Disamping itu akan tercipta kesempatan kerja berkisar antara 225.000 orang. Untuk itu di diperlukan kebijakan harga yang tepat untuk mengembangkan program mandatori biofuel. Jika tidak maka program ini tidak akan berjalan dengan sukses.
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi-ESDM menjelaskan Harga Indek Pasar BBN, hasil verifikasi BPKP terhadap harga pokok produksi biodiesel 2010-2011 adalah :
Untuk Skenario Penetapan Harga BBN Biodiesel meliputi :
- Berdasar HIP BBM SOLAR/MOPS GASOIL (103,48 HIP BBM SOLAR) – HIP BBN Eksisting.
- Berdasar HPE Biodiesel (HPE Biodiesel dari minyak sawit (FAME) yang ditetapkan Menteri Perdagangan setiap bulan)
- Berdasar biaya produksi:
- Biaya Pokok Produksi + Margin 10%
- Harga Olein + Biaya Konversi 100 Usd/Ton
Perbandingan Skenario Penetapan Harga BBN Biodiesel